Senin, 01 Juli 2013

Pengertian Didikan Subuh


Program Pendidikan Islam yang lahir dan berkembang di Minangkbau


Didikan Subuh adalah Suatu konsepsi Pendidikan Islam yang fungsional dan praktis di waktu subuh dengan pusat kegiatan di Masjid dan Mushalla.

Didikan Subuh disebut sebagai suatu kosepsi Pendikan Islam, maksudnya adalah bahwa Didikan subuh itu adalah suatu pendapat, rancangan, konsep sebuah cita-cita tentang pembentukan kepribadian muslim , dalam sistem kependidikan yang berdasarkan Islam yang mencakup seluruh aspek kehidupan .

Didikan Subuh bersifat fungsional dan praktis, maksudnya adalah materi pelajaran Didikan Subuh itu merupakan ibadah dan muamalah yang dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari yang sederhana dan mudah dipahami.

Program Didikan Subuh di gelar setiap subuh hari Ahad. Namun ada juga dilaksanakan pada subuh hari-hari yang lain bila liburan sekolah. Mengapa dilaksanakan pada subuh hari? Karena Program Didikan Subuh itu dikembangkan dari pengajaran subuh anak-anak yang ikut shalat berjama’ah di Masjid Muhammadan pasar Batipuh Padang selatan pada tahun 1964 yang materinya ayat, hadist, bernyanyi, dan bersajak. Pengajaran subuh itu mendapat perhatian banyak orang kemudian dikembangkan pengajarannya tidak hanya pada waktu subuh, namun demikian waktu subuh tetap menjadi ciri khasnya karena waktu subuh dipandang urgen untuk ibadah, kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

Program khas Didikan Subuh biasanya di laksanakan selama 2 jam, dimulai sebelum shalat Subuh sampai pukul 06.30 dengan rangkaian acara seperti shalat subuh berjama’ah, zikir, kultum, Pembacaan ayat suci Alqur'an, mars, janji Didikan Subuh, azan, iqamah, pidato singkat, puisi, do’a-do’a, nasyid dan ditutup dengan nasehat pembina dan mengumpulkan infaq. Program Didikan Subuh yang lain adalah Rihlah (bertamasya), gerak amal seperti senam dan gotong royong, membersihkan Masjid/Mushalla dan lingkungan sekitarnya, pekampungan Didikan Subuh dengan serangkaian kegiatan musabaqah (lomba).

Kader Didikan Subuh adalah anak-anak dan remaja yang muqim disekitar masjid dan mushalla tempat diadakan Didikan Subuh, biasanya mereka adalah murid-murid TPA/TPSA dan MDA yang disebut kader tingkat Ula (dasar), kader Wushta (menengah) yaitu remaja setingkat SMP dan ‘Ulya (mahir) adalah remaja setingkat SMA.
Pembina Didikan Subuh adalah orang-orang yang peduli dengan pendidikan agama yang muqim di sekitar masjid/mushalla tempat diadakan Didikan Subuh biasanya mereka adalah guru TPA/TPSA dan MDA.

Metode belajar yang dipakai biasanya adalah metode demonstrasi, ceramah dan presentasi.
Didikan Subuh diurus oleh Lembaga Didikan Subuh yang berjenjang dari level Masjid/Mushalla, nagari, kecamatan, kabupaten sampai kepada pengurus pusat yang baru berkedudukan di propinsi di Sumatera Barat.

Sejak awal pembinaannya Didikan Subuh mengidentikkan diri sebagai gerakan keagamaan dan kaderisasi yang tidak memihak kepada suatu organisasi Islam dan mazhab apapun.

Dalam kalimat “Didikan Subuh” tercakup beberapa aspek yaitu lembaga, program, kegiatan, gerakan dan kader.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar